Monday, February 29, 2016

HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH (BAGIAN 2 DARI 3)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 20 Jumadal Ūlā 1437 H / 29 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Hidup Sukses Dengan Berprasangka Baik
Kepada Allāh (bagian 2 dari 3)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/bX2zVH
📡 Sumber:
https://yufid.tv/3831-video-khutbah-jumat-kiat-hidup-sukses-dengan-berprasangka-baik-kepada-allah-ust-firanda-andirja-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشانه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Diantara kondisi seseorang yang hendaknya berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah:
√ KONDISI KETIGA | Tatkala dia mencari rizki.
Hendaknya dia berhusnuzhan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā akan memberikan rizki kepadanya.
Ketahuilah, sungguh menakjubkan seorang manusia yang berburuk sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dalam masalah rizki, sementara tatkala masih berupa janin dalam perut ibunya, Allāh telah memberi rizki melalui ibunya.
Tatkala dilahirkan dalam keadaan masih kecil, dia tidak bisa berbuat apa-apa, Allāh berikan rizki sampai dia besar.
Kemudian dia sekolah sampai dia dewasa, kemudian setelah dia memiliki ijazah, kemudian setelah memiliki gelar, kemudian dia telah memiliki kekuatan, namun kemudian dia bersu'uzhan kepada Allāh, bahwasanya Allāh tidak akan memberi rizki kepada dia.
Ini merupakan su'uzhan yang tidak pada tempatnya.
Kalau tatkala dia masih janin dan masih kecil saja Allah memberi rizki kepada dia, bagaimana setelah dia telah memiliki kekuatan kemudian Allāh tidak memberi rizki kepadanya?
Hendaknya dia berusaha dan bertawakkal kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan mencari sebab-sebab rizki. Baik sebab-sebab rizki yang zhahir maupun ukhrawi.
Kebanyakan orang tatkala mereka mencari rizki, mereka hanya bersandar kepada sebab-sebab yang zhahir.
Padahal di sana ada sebab-sebab ukhrawi yang harus diperhatikan bagi orang-orang yang mengharapkan rizki dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yaitu:
🔗(1) BERTAQWA KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLĀ
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allāh, maka Allāh akan berikan solusi kepada permasalahannya dan Allāh akan berikan rizki kepada dia dari arah yang dia tidak sangka-sangka.
Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allāh, maka Allāh akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS Ath Thalāq: 2-3)
Oleh karenanya, jika seseorang tatkala mecari rizki merasa seluruh pintu tertutup, sulit bagi dia untuk mencari rizki padahal usaha telah dilakukan, maka perbaiki dirinya.
Jangan terlalu "PD" (percaya diri) dengan dirinya.
Mungkin dia telah terjerumus dalam berbagai macam kemaksiatan.
✖️Apakah karena dia tidak menjaga lisannya;
✖️Apakah dia tidak menjaga pandangannya;
✖️Apakah dia tidak menjaga hatinya.
Hendaknya diperbaiki ketakwaan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā niscaya Allāh akan berikan rizki kepada dia dari arah yang dia tidak sangka-sangka.
Oleh karenanya, sebagian ulama mengatakan:
"Jika seseorang dimudahkan rizki dari arah yang tidak dia sangka-sangka itu adalah tanda bahwasanya dia telah bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."
Diantara hal yang bisa mendatangkan rizki berikutnys adalah:
🔗(2) BERSILATURAHMI
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ أَ حَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan ingin dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturahmi." (HR Bukhari 5986 dan Muslim 2557)
Yakinlah, jika anda menyambung silaturahmi, memberikan hadiah kepada karib kerabat, terutama menyambung silaturahmi kepada ayah dan ibu, maka segala kesuksesan akan mendatangi anda.
Terutama menyambung silaturrahmi dengan orang yang paling berhak antum silaturahmi yaitu kedua orang tua antum.
Diantara hal yang bisa mendatangkan rizki lainnya adalah:
🔗(3) BERSHADAQAH
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
"Sesungguhnya shadaqah tidak akan mengurangi rizki." (HR Muslim: 2558)
Bahkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman dalam hadits qudsi:
يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Wahai anak Adam, berinfaqlah! Maka Aku akan infaq kepada engkau." (HR Ahmad: 6997)
Semakin seorang bershadaqah yakinlah bahwasanya Allāh akan menambahkan rizkinya.
Bagaimana caranya? Itu urusan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Diantara kondisi yang sangat dituntut seorang untuk berhusnuzhan kepada Allah dan ini kondisi yang sangat genting, yaitu:
√ KONDISI KEEMPAT | Tatkala dia akan meninnggal dunia.
Dalam Shahih Muslim rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
"Jangan sekali-kali salah seorang diantara kalian meninggal dunia kecuali dalam kondisi berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā." (HR Muslim: 2877)
Tatkala dia akan meninggal dunia, maka hendaknya dia kuatkan sisi pengharapan dia kepada Allah.
Ingat tentang janji Allāh bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memiliki sifat-sifat yang mulia.
Allāh adalah Al Ghafūr (Yang Maha Pengampun), Allāh adalah Rahīm, Ar Rahmān (Yang Maha Penyayang).
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengatakan dalam hadits qudsi:
إِنَّ رَحْمَتِى سبقت غَضَبِى
"Sesungguhnya kasih sayang-Ku mengungguli kemarahan-Ku" (HR Bukhari: 7422)
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
"Sesungguhnya rahmat-Ku meliputi segala sesuatu." (QS Al A'rāf: 156)
Ingat janji Allāh Subhānahu wa Ta'ālā bahwasanya Allāh Maha Pengampun dan lagi Maha Penyayang.
Seseorang tatkala akan meninggal dunia hendaknya dia menguatkan sisi harapan dia kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah berfirman dalam hadits qudsi:
إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ ‍
"Jika dia berprasangka baik maka bagi dia kebaikan, dan jika dia berprasangka buruk, maka dia akan mendapatkan keburukan tersebut."
Akan tetapi, Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Berhusnuzhan kepada Allāh tidaklah mudah, terutama kepada orang-orang yang tergelam dalam kemaksiatan.
Hati mereka akan terbungkus dengan warna hitam, sehingga dia selalu su'uzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dan begitu buruknya maka tatkala dia akan meninggal dunia, dia tidak bisa berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dia menyangka Allāh akan menyiksanya, dia menyangka Allāh akan masukkan ia ke dalam neraka Jahannam.
Dan jika dia berprasangka buruk maka Allāh akan bermuamalah, menyikapi dia, sesuai dengan persangkaannya. selengkapnya...

Saturday, February 27, 2016

HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH (BAGIAN 1 DARI 3)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 15 Jumadal Ūlā 1437 H / 24 Februari 2016 M 📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Hidup Sukses Dengan Berprasangka Baik Kepada Allāh (bagian 1 dari 3)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/p5mv1T
📡 Sumber: https://yufid.tv/3831-video-khutbah-jumat-kiat-hidup-sukses-dengan-berprasangka-baik-kepada-allah-ust-firanda-andirja-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشانه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Sesungguhnya di antara ibadah yang sangat agung yang merupakan ibadah hati adalah berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Berbaik sangka kepada Pencipta kita yang telah memberi rizki kepada kita, yang telah memudahkan segala urusan kepada kita.
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mencintai orang-orang yang berbuat baik." (QS Al Baqarah: 195)
Ibnu Jarir Ath Thabarī rahimahullāh dalam tafsirnya menyebutkan riwayat dari Ikrimah menafsirkan ayat ini:
وَأَحْسِنُوا أي أحسنوا الظن بااله
"Berbuat baiklah, yaitu berprasangkalah baik kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam telah bersabda:
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ
"Janganlah sampai salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā." (HR Muslim dari Jabir radhiyallāhu 'anhu)
Dalam hadits qudsi, Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ
"Sesungguhnya Aku tergantung persangkaan hamba-Ku. Oleh karenanya, hamba-Ku. silahkan dia berprasangka dengan apa yang dia mau terhadap diri-Ku,
إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ ‍
Jika dia berbaik sangka berupa kebaikan maka kebaikan baginya, jika dia berprasangka buruk maka keburukan baginya."
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Sungguh, tatkala seorang hamba senantiasa berprasangka baik kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka dia telah mendapatkan kebaikan yang sangat besar.
Ibnu Mas'ud radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu pernah berkata:
"Tidaklah seorang hamba diberikan kebaikan yang lebih baik daripada berbaik sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."
Oleh karenanya, kita seorang muslim hendaknya berbaik sangka kepada Rabb kita, terutama pada kondisi-kondisi berikut ini:
√ KONDISI PERTAMA | Tatkala seorang bertaubat setelah melakukan perbuatan dosa.
Maka hendaknya dia segera bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan berbaik sangka kepada Allāh bahwasanya Allāh akan menerima taubatnya.
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā:
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā menerima shadaqah dan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dialah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang." (QS At Taubah: 104)
Ingatlah hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
أَذْنَبَ عَبْدٌ ذَنْبًا، فَقَالَ: اَللَّهُمَّ اغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِيْ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: عَبْدِيْ أَذْنَبَ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ . ثُمَّ عَادَ فَأَذْنَبَ ، فَقَالَ: أيْ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ. فَقَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى: أَذْنَبَ عَبْدِيْ ذَنْبًا فَعَلِمَ أَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِالذَّنْبِ ، اِعْمَلْ مَا شِئْتَ فَقَدْ غَفَرْتُ لَكَ.
"Seorang hamba melakukan dosa kemudian dia berkata, 'Ya Allah, ampunilah dosaku."
Maka Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman, "Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa dan ia mengetahui bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa.'
Kemudian hamba ini melakukan dosa lagi dan ia berdoa, 'Ya Allah, ampunilah dosaku.'
Maka Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman, "Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa dan ia mengetahui bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa.'
Kemudian hamba ini melakukan dosa lagi dan ia berdoa, 'Ya Allah, ampunilah dosaku.'
Maka Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman, "Sesungguhnya hamba-Ku mengaku telah berbuat dosa dan ia mengetahui bahwasanya dia memiliki Tuhan yang mengampuni dosa dan menyiksa karena dosa.
"Berbuatlah sekehendakmu, karena aku pasti mengampunimu (jika kamu bertaubat)." (HR Bukhâri: 7507 dan Muslim: 2758)
• Kata para ulama:
"Selama seorang berdosa, kemudian bertaubat, kemudian berdosa, kemudian bertaubat dan memenuhi persyaratan taubat, maka selama itu pula Allāh akan senantiasa mengampuni dosa-dosanya."
Oleh karenanya, seorang tatkala terjerumus dalam kemaksiatan, jangan dia menunda-nunda taubatnya.
Yakinlah bahwasanya Allāh maha menerima taubatnya.
Seketika dia bertaubat, seketika itu pula Allāh akan mengampuni dosa-dosanya.
Ingatlah sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
لله أرحم بعباده من هذه بولدها
"Sesungguhnya Allah Subhānahu wa Ta'āla lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada kasih sayang seorang ibu kepada anaknya sendiri." (HR Bukhari dan Muslim)
√ KONDISI KEDUA | Tatkala kita berdoa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Hendaknya kita berdoa dengan kondisi meyakini bahwasanya:
↝ Allāh akan mengabulkan doa-doa kita
Bagaimana tidak?
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah berfirman dalam Al Qur'an:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
"Dan Rabbmu telah berkata, 'Berdoalah kepadaKu (mintalah kepada-Ku), niscaya Aku akan kabulkan permintaan kalian'." (QS Al Mu'min: 60)
Dalam ayat yang lain kata Allāh Subhānahu wa Ta'ālā:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
"Dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepada engkau wahai Muhammad tentang Aku, katakanlah Aku sangat dekat, Aku mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-Ku." (QS Al Baqarah: 186)
Rasululllāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ لاهٍ
"Berdoalah kalian kepada Allāh dalam kondisi yakin bahwasanya Allāh akan mengabulkan doa kalian. Dan ketahuilah bahwasanya Allāh tidak akan mengabulkan doa seorang yang hatinya lalai." (HR Tirmidzi: 3479)
↝ Allāh tidak akan mengabulkan doa yang tidak berhusnuzhan kepada Allāh, yang tidak yakin dikabulkan, akan tetapi jika seorang berhusnuzhan (berbaik sangka) kepada Allāh dan meyakini bahwasanya Allāh akan mengabulkan doanya, maka Allāh akan mengabulkan doanya.
Bagaimana Allāh tidak mengabulkan permintaan seorang mukmin yang bertaqwa kepada Allāh? Sedangkan iblis Allāh kabulkan doanya.
قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (٣٦) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (٣٧)
"Iblis berkata, 'Ya Allāh, tangguhkanlah kematianku sampai hari kiamat.' Kata Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, 'Kau akan ditangguhkan kematianmu'." (QS Al Hijr: 36-37)
Bagaimana kita bersu'uzhan (berburuk sangka) kepada Allāh, sementara Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengabulkan doa-doanya orang-orang kafir?
Dalam Al Qur'an Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
"Tatkala mereka (kaum musyrikin) berlabuh di lautan dan mereka diterpa dengan ombak yang begitu besar,merekapun berdoa kepada Allāh dengan penuh keikhlasan, Allāh kabulkan, Allāh selamatkan mereka menuju daratan, tatkala Allāh selamatkan mereka menuju daratan, tiba-tiba mereka berbuat kesyirikan kembali." (QS Al 'Ankabut: 65)
Bagaimana dengan seorang,
√ Yang beriman.
√ Yang bertaqwa
. √ Yang sujud.
√ Yang merendahkan dirinya karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā?
√ Yang mengalirkan air mata dengan penuh pengharapan, minta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā?
√ Yang berdoa di sepertiga malam yang terakhir, tatkala semua orang dalam keadaan tidur.
Bagaimana orang seperti ini tidak akan dikabulkan doanya oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā?
Sementara Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mencari hamba-hamba-Nya yang berdoa di sepertiga malam yang terakhir.
Allāh berkata:
هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ
"Apakah ada di antara hamba-Ku yang beristighfar, Aku akan ampuni dosa-dosanya. Apakah ada diantara hamba-hamba-Ku yang minta, maka Aku akan kabulkan permintaanya." (HR Ahmad: 9220)
__________________________ selengkapnya...

Friday, February 12, 2016

KIAT-KIAT MENINGKATKAN KEIMANAN (BAGIAN 6 DARI 6)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 01 Jumadal Ūlā 1437 H / 10 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Kiat-Kiat Meningkatkan Iman Bagian 6 dari 6
⬇ Download Audio: https://goo.gl/7Z0VaI
📡 Sumber: https://yufid.tv/10651-kiat-meningkatkan-keimanan-ustadz-firanda-andirja-m-a.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Kemudian diantara hal yang bisa menambah keimanan yaitu:
■ 7 | MEMPERHATIKAN KEAGUNGAN ALAM SEMESTA
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِيأَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ
"Kami akan tampakkan kepada mereka ayat-ayat Kami di segala penjuru dan pada diri-diri mereka agar mereka sadar bahwasanya Al Qurān adalah yang benar." (QS Fushshilat: 53)
Kalau kita perhatikan, ayat-ayat Allāh ini menunjukkan bahwasanya Allāh sangat luar biasa, penciptaan Allāh luar biasa.
⑴ LANGIT
Kita perhatikan bagaimana langit yang begitu luas tidak tahu ujungnya dimana, dihiasi dengan jutaan bintang, matahari dan rembulan.
Bagaimana dia bisa tegak di atas muka bumi ini tanpa ada tiang, padahal dia adalah atap dari bumi ini, luar biasa.
⑵ MATAHARI
Misalnya kita perhatikan matahari yang berputar sesuai dengan orbitnya; kalau maju sedikit saja maka akan terbakar penduduk bumi, kalau keluar sedikit saja maka kita akan kedinginan.
Maka Allāh buat matahari berjalan sesuai jalurnya, tidak mungkin dia berjalan dengan sendirinya sebagaimana perkataan orang-orang Atheis yang mengatakan, "Ini semua terjadi dengan sendirinya."
Ini mustahil, tidak mungkin bisa jalan teratur tanpa ada yang mengaturnya.
Tuhan mereka adalah kebetulan, atau mereka mengatakan ada sesuatu di balik ini, mereka tidak menamakan ada Tuhan tetapi mereka mengatakan ada energi di balik ini.
Ya, itulah Tuhan yang mengatur alam semesta ini.
⑶ HUJAN
Kita perhatikan Allāh berfirman tentang hujan:
أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ (٦٨). أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ(٦٩) لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ (٧٠)
"Tidakkah kalian melihat air hujan yang turun dari langit yang kalian minum, apakah kalian yang turunkan dari awan apakah Kami yang menurunkannya, kalau Kami berkehendak Kami jadikan air hujan itu asin maka mengapakah kamu tidak bersyukur?" (QS Al Wāqi'ah: 68-70)
Dan yang menakjubkan air hujan turun ini sebanyak jutaan butiran air, tapi subhānallāh, air hujan tersebut jatuh pada tempatnya.
Masing-masing titik sudah Allāh takdirkan tempatnya, siapa yang bisa melakukan demikian? Jawabnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
⑷ KEDOKTERAN
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَفِي أَنْفُسِكُمْ ۚأَفَلَا تُبْصِرُونَ
"Dan (juga) pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tiada memperhatikan?" (QS Adz Dzāriyāt: 23)
Orang sekarang ingin membuat jantung palsu susahnya setengah mati, padahal yang asli ciptaan Allāh luar biasa.
Siapa yang bisa membuat ginjal yang luar biasa rumitnya?
Mata ini, bagaimana bisa membuat mata ini?
Sistem peredaran darah, sistem pernapasan, semua sistem luar biasa.
Dengan tubuh ini, menunjukkan yang menciptakannya adalah Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan ini akan menambah keimanan bagi kita tatkala kita merenungkan akan hal ini.
Hal terakhir yang bisa menambah keimanan,
■ 8 | BANYAK BERAMAL SHALIH
Semakin kita beramal shalih maka akan semakin tinggi imannya.
Akan tetapi ingat, hendaknya semakin berkualitas amal shalih kita maka semakin tinggi iman kita, dan semakin kurang berkualitas amal shalih kita maka semakin kurang iman kita.
Amal yang sederhana tapi dikerjakan dengan ikhlash dan mutaba'ah maka ini sangat berpengaruh terhadap iman.
Shalat dua rakaat saja apabila dikerjakan dengan ikhlash, mutaba'ah dan khusyu' maka akan sangat berpengaruh terhadap keimanan dari pada seratus raka'at namun hambar.
Sedekah yang kita keluarkan dengan penuh keikhlashan, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
والصدقة برهان
"Bahwasanya sedekah itu merupakan bukti (keimanan)." (HR Muslim)
Kalau orang beriman bersedekah dengan ikhlash karena Allāh (tidak mau cerita sama orang lain dan hanya Allah yang Maha Tahu) maka itu akan menambah keimanan.
Tidaklah engkau sujud dengan satu sujud saja, kecuali Allāh akan angkat derajatmu dan Allāh akan hilangkan dosamu.
Oleh karenanya, seluruh ibadah kalau kita kerjakan dengan keikhlasan, ketakwaan, mutaba'ah (ittiba' kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam) maka ini akan berpengaruh terhadap keimanan.
Berbeda misalnya kalau Anda sebulan puasa tiga kali (tiga hari) dan punya jadwal shalat malam.
Atau ada juga yang setiap malam, tidak usah banyak-banyak, tiga raka'at setiap hari, maka ini akan sangat menjaga keimanannya dibanding dengan orang yang tidak witir sama sekali, tidak membaca Al Qurān sama sekali, jarang shalat sunnah.
Maka akan berbeda antara iman orang-orang ini.
Oleh karenanya, ikhwani fillāh akhwati fiddīn a'āzzaniallāh wa iyyākum,
Perbanyaklah amalan shalih, namun ingat dikerjakan dengan penuh keikhlasan dan ittiba' kepada Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Wallāhu Ta'ālā A'lam bishshawāb.
Ini saja yang bisa saya sampaikan, saya sarikan dari buku Syaikh 'Abdurrazzāq hafizhahullāhu Ta'ālā yang judulnya "Sebab-sebab Bertambahnya Iman dan Berkurangnya Iman".
Semoga apa yang kita sampaikan ini bukan hanya sekedar teori, tapi kita berusaha untuk mengamalkannya sedikit demi sedikit, karena pengamalan itulah yang akan menambah keimanan kita.
Bukan hanya sekedar wawasan, tidak kita kerjakan, malah kita khawatir akan menjadi bumerang bagi kita di akhirat kelak.
Wallāhu Ta'ālā A'lam bish Shawwāb.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'ālā menambah keimanan kita dan semoga kita meninggal dunia dalam keadaan beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, diberi anugrah husnul khātimah dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
__________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website: http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page: Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel: http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel: http://BimbinganIslam.tv
selengkapnya...

KIAT-KIAT MENINGKATKAN KEIMANAN (BAGIAN 5 DARI 6)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 29 Rabi'ul Akhir 1437 H / 08 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
Ustadz Firanda Andirja, MA
Pengajian Islam | Kiat-Kiat Meningkatkan Iman Bagian 5 dari 6
⬇ Download Audio: https://goo.gl/nTFGHA
📡 Sumber: https://yufid.tv/10651-kiat-meningkatkan-keimanan-ustadz-firanda-andirja-m-a.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Berikutnya diantara perkara yang menambah keimanan kita adalah:
■ 5 | MEMPELAJARI SEJARAH SALAFUSH SHĀLIH (PARA SHAHĀBAT NABI)
Selain sejarah Nabi, kita pelajari juga sejarah salafush shalih, sejarah para shahābat.
Kalau kita bicara tentang Nabi maka Nabi memang luar biasa dan lain sendiri karena jantungnya sudah dicuci oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Tetapi kita ingin contoh yang manusia biasa yang bukan Nabi, maka lihat para shahābat yang jantungnya tidak dicuci oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan tidak dibersihkan oleh malaikat.
Bagaimana akhlaq dan pengorbanan mereka yang luar biasa terhadap Islam, kaki mereka berjalan di atas bumi tapi hati-hati mereka di akhirat.
Para shahābat radhiyallāhu Ta'ālā 'anhum yang Allah Subhānahu wa Ta'āla telah mentazkiyah (merekomendasi) mereka dengan rekomendasi yang terindah.
Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ 
"Kalian ummat terbaik yang Allah keluarkan bagi manusia." (QS Āli 'Imrān: 110)
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي
"Sebaik-baik generasi adalah generasiku (para shahabat radhiyallahu Ta'ala 'anhum)." (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Bukhāri no. 3651 dan Muslim no. 2533)
Oleh karenanya, kalau kita baca sejarah para shahābat maka seperti dongeng.
Bayangkan, 'Umar bin Khaththāb pernah berlomba dengan Abū Bakr untuk bershadaqah, maka 'Umar mendatangkan setengah hartanya, "Ya Rasūlullāh, ini hartaku setengahnya untuk Islam," ingin mengalahkan Abū Bakar, tetapi ternyata Abu Bakar mengatakan, "Seluruh hartaku untuk Islam."
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bertanya: "Siapa diantara kalian yang hari ini mengunjungi orang sakit?" Kata Abū Bakar, "Saya ya Rasūlullāh."
"Siapa yang bersedekah?"
"Saya ya Rasūlullāh."
"Siapa yang menyalatkan jenazah?"
"Saya ya Rasūlullāh."
"Siapa yang...?"
"Saya ...,"
"Saya ...," "Saya ...(terus),"
Ya akhi, ada orang seperti Abū Bakar yang luar biasa, ada orang seperti 'Umar bin Khaththāb. Ada orang seperti 'Utsmān bin Affan yang pemalu, sampai-sampai Rasūlullāh mengatakan:
أَلَا أَسْتَحِي مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِي مِنْهُ الْمَلَائِكَةُ؟
"Apakah aku tidak malu dengan seorang yang malaikat saja malu sama dia." (HR Muslim dalam Ash-Shahih no. 2401)
Luar biasa akhlaq mereka para shahābat radhiyallāhu Ta'ālā 'anhum, oleh karenanya mencintai mereka berarti menambah keimanan dan membenci mereka menambah kekufuran.
Maka celakalah orang-orang Rāfidhah yang mereka tidak punya jasa terhadap Islam tetapi kemudian mereka mencela para shahābat yang telah mengorbankan jiwa dan raga mereka untuk Islam.
Celakalah orang-orang Rāfidhah (Syi'ah) yang kerjanya merusak Islam, membantai kaum muslimin, kemudian mencela para shahābat yang Islam tegak di atas perjuangan mereka radhiyallāhu Ta'ālā 'anhum.
Oleh karenanya Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي 
"Jangan kalian mencela para shahabatku." (HR Bukhāri dan Muslim)
Para shahābat adalah manusia biasa yang juga punya kesalahan dan tidak ma'shum, terkadang terbawa syahwat, emosi dan salah berijtihad, tetapi kesalahan mereka masih kalah dibandingkan dengan lautan amalan (kebaikan) mereka.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalau salah seorang diantara kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud, maka tidak akan sama dengan infaqnya shahābat meskipun hanya dua genggam gandum atau satu genggam gandum." (HR Bukhāri dan Muslim)
Kata para ulama karena infaq para shahābat tatkala itu berkaitan dengan berjalannya Islam.
⇒ Di zaman para shahābat kalau mereka tidak berinfaq bisa-bisa dakwah Islam tidak jalan, padahal Islam baru tumbuh tatkala itu.
Oleh karenanya, Abū Bakar radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu begitu tahu Bilāl dan budak lemah yang lain sedang disiksa, dimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak bisa menolong karena tidak punya harta dan hanya mengatakan: "Sabar, sabar,..", Abū Bakar datang dengan mengeluarkan hartanya untuk kemudian membebaskan Bilal radhiyallahu Ta'ala 'anhu.
Sampai ayahnya mengatakan: "Wahai Abū Bakar, kenapa kau tidak membebaskan budak-budak yang kuat? Karena kalau mereka merdeka, maka mereka akan membela kita."
Kata Abū Bakar: "Saya ingin wajah Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Maka, dia bebaskanlah budak-budak yang lemah seperti Bilal radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu.
Oleh karenanya, di antara fungsi kita membaca sejarah para shahābat, selain yang pertama menambah keimanan, juga menghilangkan 'ujub dari diri kita.
Ya akhi, terkadang kita ditimpa dengan penyakit ujub, "Mā syā Allāh, luar biasa, saya sudah berdakwah, saya sudah jadi panitia."
Tetapi kalau kita lihat kepada para shahābat maka kita ini tidak ada apa-apanya.
Jangankan shahābat, kalau kita baca sejarah para ulama saja maka kita ini tidak ada apa-apanya.
Oleh karenanya para ulama menyebutkan bahwa diantara cara untuk menghibur diri adalah membaca sejarah para ulama agar kita semangat.
Kalau lagi malas, maka bacalah sejarah para ulama yang luar biasa; Imām Bukhāri pernah makan rumput.
Bacalah sejarah mereka agar kita terhindar dari penyakit 'ujub.
Kita jadi sadar bahwasanya apa yang kita sumbangkan buat Islam ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perjuangan mereka.
Mereka adalah manusia yang seperti kita dan pernah hidup dan mereka pernah berjuang untuk Islam, keyakinan mereka setinggi langit.
Oleh karenanya, diantara hal-hal yang bisa menambah keimanan kita adalah membaca buku-buku tentang para shahābat dan para ulama, contohnya seperti Siyar A'lam An Nubala tentang kisah-kisah para ulama, silahkan beli tapi di baca karena itu buku-buku yang indah.
Bagaimana sejarah Imām Syāfi'iy dan Imām Ahmad bin Hanbal dan ujian yang dihadapinya, bagaimana belajarnya Imām Malik dan Abū Hanīfah dan ulama-ulama yang lain.
Pelajari sejarah mereka maka kita akan mendapati keimanan, semangat dalam beribadah dan kita terhindar dari penyakit 'ujub dan sadar bahwasanya apa yang kita lakukan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang mereka perbuat.
Diantara hal yang bisa menambah keimanan yaitu:
■ 6 | MERENUNGI TENTANG KEINDAHAN AGAMA ISLAM.
Kalau kita bandingkan dengan kesyirikan yang ada di alam semakin membuat kita berbahagia karena kita beribadah kepada Tuhan Pencipta alam semesta.
Ada orang IQ nya tinggi tapi menyembah patung atau matahari. Ada orang ketemu pohon besar atau batu besar lalu kasih kemenyan, mereka merendahkan diri di hadapan makhluk, yang padahal makhluk tersebut lebih hina daripada dirinya.
Ada yang menyembah malaikat, jin, kuburan dan banyak.
Maka hendaknya kita bersyukur kepada Allāh, lihatlah Islam.
Kata Allāh :
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ 
"Agama satu-satunya yang diridhai oleh Allah hanyalah Islam." (QS Āli 'Imrān: 19)
Kita perhatikan, seluruh agama selain Islam maka semuanya menyeru kepada kesyirikan (penyembahan terhadap makhluk); Nashrani menyeru kepada penyembahan terhadap nabi 'Īsā bin Maryam 'alayhissalām, Yahudi mengatakan 'Uzair adalah putra Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, orang-orang Hindu menyembah tiga dewa.
لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا ۚ
"Seandainya ada tuhan-tuhan selain Allāh maka hancurlah alam semesta ini." (QS Al Anbiyā: 22)
Tuhan hanyalah satu, kalau misal Tuhan ada dua, kalau yang satunya ingin orangnya hidup, sedangkan satunya lagi ingin mati, apa yang terjadi kira-kira?
Oleh karenanya, barangsiapa yang merenungkan tentang keindahan Islam dari sisi aqidah maka dia semakin bertambah keyakinan dan keimanannya, bahwasanya agama Islam benar-benar dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Belum lagi kalau kita berbicara tentang adab-adab Islam: adab suami istri, adab bertetangga, masalah muamalah dijelaskan secara detail, luar biasa Islam menjelaskannya dengan sempurna, dimana kita tidak akan mendapatkannya dalam agama-agama yang lain.
Oleh karenanya, dengan mempelajari tentang keindahan Islam, akan menambah keimanan seseorang kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
__________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
👥 Facebook Page: Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel: http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel: http://BimbinganIslam.tv selengkapnya...

Wednesday, February 10, 2016

KIAT-KIAT MENINGKATKAN KEIMANAN (BAGIAN 4 DARI 6)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 24 Rabi'ul Akhir 1437 H / 03 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Kiat-Kiat Meningkatkan Iman (Bagian 4 Dari 6)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/DdA3BH
📡 Sumber: https://yufid.tv/10651-kiat-meningkatkan-keimanan-ustadz-firanda-andirja-m-a.html 〰〰〰〰〰〰〰〰〰
KIAT-KIAT MENINGKATKAN KEIMANAN (BAGIAN 4 DARI 6)
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Kita lanjutkan perkara ketiga yang di sebutkan oleh Syaikh Abdurazzaq hafizhahullahu Ta'ala yaitu:
■ 3 | BERUSAHA UNTUK MEMAHAMI MAKNA-MAKNA ASMĀ ALLĀH AL HUSNA
Alhamdulillāh beliau memiliki sebuah buku judulnya Fiqhu Asmā Allāh Al Husna yang dicetak satu jilid, setelah diterjemahkan kalau tidak salah menjadi dua jilid.
Ini penting, kita ingin mengenal Rabb kita.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mengenalkan diri-Nya dalam Al Qurān dalam banyak ayat.
Setiap kali kita membuka Al Qurān maka kita akan membaca sifat-sifat Allāh; Rabbul ‘Ālamīn, Penguasa Alam Semesta.
Apa makna Al ‘Ālamīn? Apa makna Rabb? Apa makna Ar Rahmān? Apa makna Ar Rahīm? Apa bedanya Ar Rahmān dengan Ar Rahīm? Apa maknanya Mālik?
Ini penting karena inilah yang menambah keimanan kita yaitu dengan berusaha mengenal sifat-sifat Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang terkandung dalam nama-nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Apa bedanya antara Ghaffār (غفار), Ghafūr (غفور) dan Ghāfir (غافر)?
Allāh mengatakan:
• غَافِرِ الذَّنبِ 
(QS Ghāfir: 3)
• وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
(QS Yūnus: 108)
• إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا
(Do'a Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits marfu')
Ini harus kita pelajari karena akan menambah keimanan kita kepada sifat-sifat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
"Yā Sittīr", "Yā Khāliq", "Ya Razzāq", "Yā Tawwāb", apa maknanya?
Dengan memahami makna-makna tersebut maka seorang akan bertambah keimanannya dan akan semakin cinta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ada perkataan masyarakat kita, “Tak kenal maka tak sayang," itu juga berlaku bagi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Bagaimana kita bisa menumbuhkan rasa kecintaan dan kerinduan untuk bertemu dengan Allāh sementara kita tidak mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla?
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berdo'a:
أَللَّهُمَّ إنِّيْ َأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ الْكَرِيْم وَالشَّوْقَإِلَى لِقَائِكَ
“Ya Allāh, aku minta kepada Engkau kelezatan memandang wajah-Mu yang mulia dan kerinduan untuk bertemu dengan Engkau.” (HR An Nasāi, Ahmad dan lainnya)
Bagaimana seorang bisa rindu sementara dia tidak mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla?
Oleh karenanya, kenalilah Allāh Subhānahu wa Ta'āla melalui nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya.
Dan itu butuh belajar, pendalaman dan pengamatan.
Sehingga kalau kita berdo'a dengan bertawassul dengan nama-nama Allāh tersebut maka akan semakin tinggi cinta kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
“Barangsiapa yang suka untuk bertemu dengan Allāh maka Allāh juga suka bertemu dengan dia. Dan barangsiapa yang benci untuk bertemu dengan Allāh maka Allāhpun benci untuk bertemu dengan dia.” (HR Bukhāri No. 6026)
■ 4 | MEMPELAJARI SIRAH NABI SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM
Ini penting, luar biasa kalau kita mempelajari Sirah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam karena kita melihat praktek-praktek nyata;
✓Bagaimana Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan para shahābatnya.
✓Bagaimana nuansa-nuansa keimanan tatkala berhijrah, berperang, menghadapi musuh, disiksa oleh kaum musyrikin.
Seakan-akan hidup dalam gambaran kita karena kita membaca Sirah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنكِرُونَ
“Apakah mereka tidak mengenal Rasul mereka sehingga mereka mengingkari Rasul mereka?” (QS Mu'minūn: 69)
Jadi, karena kita tidak mengenal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam maka kita akan biasa mengingkari ajaran-ajarannya.
Oleh karenanya, kita perlu mengenal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan pengenalan yang lebih dalam, tentang bagaimana sifat-sifatnya dan akhlaq-akhlaqnya.
Apa kita tidak rindu untuk mengetahui bagaimana akhlaq Nabi sementara Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari diri kalian, dia merasa berat atas apa yang berat bagi kalian, Sangat semangat untuk berusaha memberikan hidayah kepada kalian dan sangat sayang lagi pengasih kepada orang-orang yang beriman.” (QS At Taubah: 128)
⇒ Kalau ada sesuatu yang berat menimpa para Shahābat, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga merasa berat.
⇒ Sangat semangat untuk berusaha memberikan hidayah kepada kalian: sangat semangat agar kita mendapat petunjuk dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Bagaimana kita tidak rindu untuk bertemu dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, untuk mengenal sejarahnya dan sifat-sifatnya?
Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad, sungguh-sungguh benar di atas khuluqin 'azhīm (akhlaq perangai yang agung).” (QS Al Qalam: 4)
Yang memuji bukan manusia tetapi yang memuji adalah Rabbus samāwāti wal ardh (Pencipta alam semesta) maka bagaimana kita tidak rindu menelaah akhlaq Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam?
Bagaimana kita tidak rindu, sementara Allah pernah bersumpah dengan umur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ
“Demi umurmu, wahai Muhammad, sesungguhnya mereka (pengikut kaum Nabi Luth 'alayhissalām) tenggelam dalam kemabukan dan kemaksiatan mereka.” (QS Al Hijr: 72)
Sebagian ulama mengatakan tafsiran dari Ibnu Abbas: “Demi kehidupanmu, wahai Muhammad.”
Kenapa Allāh bersumpah dengan umur (kehidupan) Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam?
Karena seluruh kehidupan Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah pelajaran (uswah) dalam strata (tingkatan) kehidupan apapun, semuanya adalah petunjuk bagi kita.
Sungguh bagi kalian pada diri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ada teladan yang indah; apakah dia sebagai seorang ayah, suami, ustadz, sahabat, teman, kepala negara, sebagai apapun maka seluruhnya merupakan teladan.
Setiap bagian dari sejarah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang kita baca akan membuat terkagum-kagum.
Bagaimana kita mau mencintai Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan sesungguhnya, rindu bertemu dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan menambah keimanan kita sementara kita tidak mengenal siapa Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam?
Oleh karenanya, kita perlu belajar sirah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar bisa menambah keimanan dan ketakwaan kita.

Monday, February 01, 2016

KIAT-KIAT MENINGKATKAN IMAN (BAGIAN 3 DARI 6)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 22 Rabi'ul Akhir 1437 H / 01 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Kiat-Kiat Meningkatkan Iman Bagian 3 dari 6
⬇ Download Audio: https://goo.gl/FZ5Ysk

📡 Sumber: 
https://yufid.tv/10651-kiat-meningkatkan-keimanan-ustadz-firanda-andirja-m-a.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita lanjutkan.. 
■ 2 | MEMBACA AL QURĀN 
Allāh telah memuji diri-Nya tatkala menurunkan Al Qurān kepada hamba-Nya, Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam: 
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُ عِوَجًا ۜ 
“Segala puji bagi Allāh yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Qurān dan Allah tidak menjadikan dalam Al Qurān tersebut ada kepincangan sama sekali.” 
(QS Al Kahfi: 1)
Al Qurān lurus dalam segala hal; berita-beritanya, hukum-hukumnya, kisah-kisahnya, semuanya lurus tidak ada kebengkokan, tidak ada kesalahan sama sekali dan ini merupakan nikmat yang besar.
Dia adalah kitab yang penuh keberkahan, kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla: 
وَهَٰذَاكِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ 
“Ini adalah kitab yang Kami turunkan kepada dia, wahai Muhammad, penuh dengan keberkahan, ikutilah Al Qurān tersebut dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat."
(QS Al An'ām: 155)
Allāh Subhānahu wa Ta'āla juga mengatakan: 
وَلَقَدْ جِئْنَاهُم بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَىٰ عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ 
“Sungguh Kami telah mendatangkan kepada mereka sebuah kitab yang Kami perinci kitab tersebut yaitu Al Qurān sebagai petunjuk, sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.” 
(QS Al A'rāf: 52)
Oleh karenanya, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjelaskan tentang agungnya Al Qurān ini, sampai Allah mengatakan:
لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚ 
“Seandainya Kami turunkan Al Qurān ini kepada gunung yang tegar yang kuat maka kau akan melihat gunung tersebut dalam keadaan hancur, karena takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.” 
(QS Al Hasyr: 21)
Ini menunjukkan bahwasanya Al Qurān sangat memberi petunjuk kepada hati. Kalau ada orang yang hatinya keras seperti gunung maka akan luluh di hadapan Al Qurān. 
Al Qurān tidak diragukan merupakan kitab yang memberi petunjuk, kitab yang mendatangkan rahmat.
Akan tetapi, bagaimana kita bisa mengambil petunjuk dan rahmat tersebut?
Bagaimana cara kita membaca Al Qurān sehingga kita bisa mengambil petunjuk dan rahmat tersebut?
Tidak diragukan bahwasanya Al Qurān juga merupakan obat:
وَنُنَزِّلُ مِنَ القُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Dan telah Kami turunkan Al Qurān tersebut sebagai obat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qurān itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zhalim selain kerugian."
(QS Al Isrā: 82)
⇒ Obat fisik maupun bathin, oleh karenanya Al Qurān bisa digunakan untuk meruqyah penyakit luar maupun penyakit dalam.
Orang-orang yang hatinya sakit dan keras bisa diobati dengan membaca Al Qurānul Karīm.  
Sekarang yang jadi masalah adalah bagaimana membaca Al Qurān tersebut.
Sungguh, betapa banyak orang yang membaca Al Qurān namun tidak nampak dalam praktek amalan mereka sama sekali, tidak menambah keimanan mereka sama sekali.
Kenapa?
Karena mereka membaca tanpa tadabbur.
Al Hasan Al Bashri pernah berkata: 
إِنَّمَا أنزل الْقُرْآنُ لِيُعْمَلَ بِهِ فَاتَّخَذَ النَّاسُ قِرَاءَتَهُ عَمَلا
“Sesungguhnya Al Qurān itu di turunkan untuk diamalkan, namun orang-orang menjadikan bacaannya sebagai amalan.”
Al Qurān sama dengan ilmu yang telah kita bahas, Al Qurān merupakan cabang dari ilmu dan dia menjadi ibadah tatkala dibaca untuk dipahami dan diamalkan.
Adapun jika sekedar dibaca-baca kemudian di perhatikan tajwidnya, ini memang indah, namun ingat ini cuma sarana bukan tujuan.
Maka, Hasan Al Bashri mengatakan bahwa orang-orang menjadikan bacaannya itu sebagai amalan/tujuan.
Padahal bacaan (dengan mengetahui hukum dan tajwidnya) itu adalah sarana untuk bisa memahami maknanya, setelah memahami baru kemudian mengamalkannya.
Oleh karenanya Hasan Al Bashri menyebutkan tentang adanya Qurrā (orang-orang ahli baca Al Qurān) di zamannya membaca Al Qurān dengan benar tajwidnya (iqāmatul hurūf), sesuai dengan makhrajnya, maka diantara mereka ada yang bangga bisa membaca surat dengan satu nafas.
Namun, apa yang dibanggakan kalau bisa baca Al Qur'an dengan satu nafas?
Apakah kalau bisa membaca Al Qurān satu nafas akan menambahkan keimanan?

Jawabannya: Tidak! 
Maka dia mengatakan:
“Semoga Allāh tidak menjadikan orang-orang seperti ini banyak di dunia ini.”
Kenapa?
Yang bangga dengan bisa baca Al Qurān dengan satu nafas dan bacaanya yang indah, hanya sebatas itu yang dia lakukan, (karena) tidak menjadikan Al Qurān untuk ditadabburi dan untuk diamalkan.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, 
Oleh karenanya kita harus sadar, supaya Al Qurān bisa menambah iman ketika kita membaca yaitu harus dengan niat untuk ditadabburi, untuk diamalkan.
Allāh berfirman: 
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا 
“Apakah mereka tidak mentadabburi Al Qur'an ini? Kalau sekiranya Al Qurān itu bukan dari sisi Allāh, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. .” 
(QS An Nisā: 82)
Allāh turunkan ayat ini untuk mencela orang-orang musyrikin, kenapa mereka tidak mentadabburi Al Qurān. 
Kalau orang musyrikin yang asalnya mereka tidak beriman dengan Al Qurān dicela apalagi kita yang lebih utama untuk mentadabburi Al Qurān 
Dalam ayat yang lain: 
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا 
“Kenapa mereka tidak mentadabburi Al Qur'an? Apakah hati-hati mereka telah terkunci?” 
(QS Muhammad: 24)
⇒ Allāh mencela orang yang membaca Al Qurān tetapi tidak ditadabburi. 

Al Qurān dibaca untuk ditadabburi bukan sekedar numpang lewat untuk diindahkan bacaanya dan dijadikan nyanyian, tidak! 

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ 

“Al Qurān yang Kami turunkan kepada engkau, wahai Muhammad, penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran."

(QS Shād: 29)
Karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mencela Ahlul Kitab yang hati mereka keras tidak bisa mentadabburi Al Qurān. 
Kata Allāh:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ 
"Tidakkah tiba saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk khusyu' hati-hati mereka tatkala mereka mendengarkan firman-firman Allāh?
Dan janganlah mereka (orang-orang beriman), seperti Ahlul Kitab yang telah diturunkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Qurān (yaitu Taurat dan Injil) dan berlalu waktu yang lama sehingga hati-hati merekapun menjadi keras dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”
 (QS Al Hadīd: 16)
Jadi, orang yang tatkala membaca Al Qurān tapi tidak bisa terenyuh dan tidak bisa mengambil keberkahan, maka dia seperti Ahlul Kitab yang sudah keras hati mereka, sehingga Al Qurān yang bisa menghancurkan gunung tidak bisa menghancurkan/meluluhkan hatinya. 
Karenanya, Al Qurān ini merupakan sebab utama kita menambah keimanan.
Maka saya katakan, sungguh aneh ada seorang Muslim kemudian lewat hari-hari (satu hari) tanpa membaca Al Qurān .
Bagaimana hatinya mau lembut jika maksiat terus dia lakukan.
Tidak ada penawar/pengobat hatinya karena Al Qurān dia tinggalkan.
Oleh karenanya, jangan sampai hari-hari kita lewat tanpa membaca Al Qurān sama sekali.
Al Qurān itulah penawar hati kita.
Namun ingat, bagaimana cara kita menambah iman dengan membaca Al Qurān, ini yang dijelaskan oleh Syaikh 'Abdurrazzāq dalam kitabnya, yaitu:
● PERTAMA | Tatkala membaca, ingat bahwasanya Anda sedang membaca firman/perkataan Allāh; 
✓Pencipta alam semesta
✓Dzat yang telah menciptakan diri 
✓Dzat yang memberi hidayah kepada kita.
Maka tatkala kita membaca kita akan mengagungkan Al Qur'an dan bukan perkataan sembarang orang. 
● KEDUA | Tatkala membaca, niatkan untuk menambah keimanan, mendapatkan hidayah dan untuk bisa diamalkan.
Ini perlu dibaca, ini penting, jadi membacanya pelan pelan.
Jangan sampai cita-cita/orientasi kita yaitu yang penting tamat, tidak.
Yang paling penting adalah setelah kita membaca satu halaman, ada iman dan ilmu yang bertambah. 
● KETIGA | Bacalah dengan berusaha mentadabburi.
Oleh karenanya, Ibnul Qayyim rahimahullāh mengatakan, perkataannya yang luar biasa, 
beliau mengatakan: 
قراءة آية واحدةبتدبر بتفكر وتفهم خير من قراءة ختمة بلا تدبر وتفهم  
“Membaca satu ayat saja dalam Al Qur'an dengan tadabbur dan berusaha memahami kandungannya lebih baik daripada mengkhatamkan Al Qur'an tetapi tidak dipahami dan tidak ditadabburi.”
Sebagaimana sebagian orang membaca Al Qurān untuk mencari keberkahan, benar Al Qurān itu berkah tetapi yang paling utama adalah memahami isinya.
Bukankah itu yang menjadikan orang musyrikin dulu langsung beriman kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam?
Betapa banyak orang musyrikin yang langsung beriman begitu mendengar bacaan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Lihat Zubayr bin Muth'im radhiyallāhu Ta'āla 'anhu yang kafir dan musyrik, begitu dia mendengar Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam shalat subuh membacakan firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla : 
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ
“Apakah mereka terciptakan tanpa dari sesuatu ataukah mereka menciptakan diri mereka sendiri?” 
(QS Thūr: 35)
Ini adalah ayat yang luar biasa yang menunjukkan adanya Pencipta yaitu Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Ayat yang luar biasa yang memberikan metode berpikir secara ilmiah bahwa manusia itu ada; apakah tiba-tiba ada, atau mereka ciptakan sendiri atau ada yang menciptakan dari tidak ada menjadi ada. 
Kemudian dia mengatakan:
كاد قلبي أن يطير
“Hampir-hampir jantungku terbang tatkala mendengar firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Dan langsung masuk Islam.
Ada seorang pendeta yang mendengar firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla, tatkala ayat dalam surat Al Baqarah yang mengancam orang-orang yang menulis/membuat Al Kitab dengan tangannya, yang artinya: 
فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ 
“Celaka bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan-tangan mereka kemudian mereka berkata 'Ini adalah dari sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla' untuk mendapatkan sedikit dunia (secercah dunia), celaka apa yang ditulis oleh tangan-tangan mereka dan celaka atas perbuatan mereka.” 
(QS Al Baqarah: 79)
Allāh sebutkan celaka tiga kali. seorang pendeta yang mengerti bahasa Arab ketika mendengar ayat ini langsung beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla. 
  
Karenanya, sangat dianjurkan (dan ini sangat menambah iman), tatkala kita setiap hari menyisihkan waktu untuk membaca Al Qurān, tidak usah banyak-banyak, lima ayat tapi membaca dengan mentadabburi.
______________________________ 
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam 
| Bank Mandiri Syariah 
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507 
| A.N : YPWA Bimbingan Islam 
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:  
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:  
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel: 
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel: 
http://BimbinganIslam.tv
selengkapnya...