Saturday, August 15, 2020

Ta'aruf

Lagi musim niy couple goals artezzz dg ta'arufan... Jd pengen crita 13th yg lalu dakupun merasakan ta'arufan itu seru, penuh berkah dan amazing di waktu yg tepat... uuhuuuyyy...

Ceritaaaa aaahhhh... 

Bagi keluarga dan teman2 di dunia pekerjaan atau teman2 sekolah-kuliah q, ta'aruf saat itu masih sesuatu yg asing dan langka. Tapi klo buat anak2 tarbiyah ta'aruf adalah sesuatu yg biasa banget dan sudah lazim. 

Setelah berulang kali di tolak ikh1 saat tukeran biodata (xixixi buka aib), krn di biodata q selalu muncul info klo aq pengidap ACA yg akan susah punya anak dan emg blm jodohnya...  Dan wajar jg siy ikh1 menolak krn ada haditsnya...

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu  berkata, “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras untuk membujang dan berkata, “Nikahilah wanita yang sangat penyayang dan yang mudah beranak banyak(subur) karena aku akan berbangga dengan kalian dihadapan para nabi pada hari kiamat" (HR Ibnu Hibban 9/338)

Krn tau ttg hadits itu jd aq gak pernah ilfeel trus sakit hati krn sering ditolak krn "Allah gak menilai hasil dari ikhtiar/usaha yg qt jalani tp Allah menilai prosesnya". Jadi stp ta'arufan dinikmati sangat dg penuh syukur dan ke-GR-an krn kyk dpt hiburan aja... Stp proses ada cerita seru yg beda2 dan stlh gagal dg ikh1 yg satu muncul biodata ikh1 yg laen wkwkwk... Masyaallah kan...

Lanjut proses ta'arufan dg Abu Syifaa...

Proses ta'aruf itu biasanya gak boleh hanya berduaan aja tp  harus ada perantaranya, pendamping or makcomblang (MC) yg hrs hanif. Kenapa hrs hanif? Krn MC yg hanif akan berusaha memilihkan qt calon yg hanif dan dg cara yg hanif sesuai yg disyariatkan dalam Islam. Minimal MC yg hanif ini akan paham ttg agama dan calon yg sekufu buat qt.

MC q adalah "L" ikh1 yg q kenal saat berorganisasi di MIFTA. L tiba2 YM aq (qadarulullah, gak bole bilang tiba2 jg siy 😊)

L: "mbak siap nikah kan?" 

Me: "ya siaplah wong umur q  udh 34 😜"

L: "kriteria calon suami yg mb yokka inginkan?"

Me: "sholat dan gak ngerokok" (saat itu udh gak brani lg kasih kriteria yg muluk2 😅)

L: "ada temen q siap nikah niy mbak, mau ta'aruf gak? Sholatnya selalu on-time dan ikut jamaah-an, malah lbh ontime dr aq dan gak ngerokok.

Ya bgitulah kira2 awalnya... 

Kemudian melalui  L kami pun tukeran biodata. Sebelumnya tanpa sepengetahuan q,  L memberitahu abi utk baca blog ku ini.  Iya blog ini... Ada salah satu cerita + foto saat ketemu Kang Abik penulis novel ayat2 cinta,  yg kata Abi udah bikin Abi yakin aq akan jd istrinya... Cieeehhh pdhl ta'arufan@nya baru mulai bangets inih... 💕💕💕

Setelah tukeran biodata abi dan L dtg ke rumah q buat saling melihat (nadzar) calon suami/istri. Nadzar ini disyariatkan dalam islam agar tidak ada istilah menyesal di belakang hari atau spt beli kucing dlm karung dan sesuai hadits ini:

"Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang wanita, jika dia bisa melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah!” (HR. Ahmad 3/334, Abu Dawud  2082 dan dihasankan al-Albani).

"Lihat dulu calon istrimu, karena itu akan lebih bisa membuat kalian saling mencintai.: (Ahmad 18154, Turmudzi 1110 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Setelah nadzar, proses selanjutnya biasanya akan ada jeda buat meyakinkan diri dg istikharah sambil mencari informasi ttg calon istri/suami dari orang2 terdekat (keluarga dan sahabat2). Selama proses ini qt gak boleh japrian dg calon qt ya... Jadinya klo qt mau tanya sesuatu ttg calon qt, ya nanyanya lewat MC juga. Karena islam melarang laki-laki dan perempuan berdua-duaan tanpa ada pihak ketiga. Selain itu, dengan adanya pendamping juga akan meminimalisir terjadinya fitnah di masyarakat sekitar.

Untuk tahu informasi ttg abi,  saat itu aq yg inisiatif memberikan contoh duluan. Gercep soale emg proses ta'aruf ini gak bole klamaan. Spy cepet ketauan mau or enggak, jangan mau yg enggak2 😊. Aq  meminta testimoni dari sahabat2 terdekat dan adik q melalui e-mail. Setelah semua testimoni terkumpul, aq email ke "L" utk meneruskan email tsb ke abi. Setelah itu aq bilang ke L agar abi pun melakukan hal yg sama, meminta testimoni ttg dirinya dari org2 terdekatnya. 

Disaat2 ini tu seru bingits krn qt rasanya byk dukungan dari org2 terdekat dan jd smile2 baca testimoni dari sohib2 tercinta ttg diri sendiri... Loppp u pull n Jazaakunallah khoir pokoke buat semua timses yg dulu mensukseskan proses inih... Disini sohib2 yg ksh testimoni jg hrs jujur gmn keseharian qt... Gak bole ksh testimoni yg baik2nya aja,  tp hrs jujur jg mengungkapkan kekurangan qt. 

Senyum2 jg pas baca testimoni dari teman2 abi. Krn sifat abi n sifat q tu bykkkk benerrr perbedaannya. Saat itu Aq jg di telpon lgs ama mbak Sulis Kakak kandungnya abi, yg ingin kenal aq dan menanyakan ttg sakit q, maklum beliau org medis... Deg2an tp seru krn ternyata mbak Sulis orgnya rame kyk aq n ramah. 

Setelah dua minggu berlalu... L YM lagi... Dan bilang abi mo ke rumah minta ijin ke pp mm q utk khitbah... MasyaAllah... Alhamdulillah lgs jingkrak2 😌 eh bersyukur bgt akhire proses ini sampe sejauh ini. 

Pertemuan q yg ke-2 dg abi adl saat abi didampingi L, dtg ke rumah minta ijin pp mm q buat khitbah, minta waktu dari pp mm agar bs dtg bersama keluarganya.  Alhamdulillah walo baru pertama kali ktemu Abi,  kyknya pp mm q lgs kasih restu. Biasanya pp q agak ruet klo kesan pertama ketemu beliau udah gak "sreg".

Pertemuan ke-3 dg abi adl saat khitbah. Ke-2 ortu Abi dan bbrp keluarga besar abi dr Malang dtg. Khitbah ini jg dihadiri keluarga besar dan sahabat2 terdekat q... Alhamdulillah abis khitbah rasanya makin nano2 krn abis ini hrs mikirin walimatul ursy... Tapi tambah yakin InsyaAllah kalo memang sudah waktunya semua urusan akan dimudahkan Allah... 

Makasehhh ya buat semua yg udah baca tulisan q ❤💚💜(GR kek ada yg baca aja 😝)

selengkapnya...

Saturday, August 01, 2020

Episode Haji 1

Perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah

Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. (QS. Al Baqarah:198)

Saat2 menjelang hari Arafah selalu diingatkan kembali saat2 mendapat undangan menjalani rukun Islam ke-5 thn 2011 lalu... Masih teringat bahagianya mendpt undangan ini dan hari2 spt saat ini always termasuk hari baper nasional... 

Kami (aq dan suami) saat akan berangkat haji meyakini bermalam (mabit) di Muzdalifah merupakan salah satu rukun haji... Jd wajib bagi kami memaksimalkan doa dan ikhtiar kami utk dapat bermalam disana. Kenapa? Krn saat haji tidak semua travel haji bermalam di Muzdalifah tetapi hanya mampir dan singgah sejenak di muzdalifah tanpa bermalam.

Sebelum hari Arafah kami mohon ijin dg travel haji kami agar dpt memisahkan diri dari rombongan untuk berjalan kaki dari Arafah ke Muzdalifah. 

Bismillah kami meminta izin ke pihak Travel saat akan memisahkan diri dari rombongan agar kami bisa bermalam di Muzdalifah. Kami jelaskan apa yg menjadi keyakinan kami dan semua persiapan lahir bathin jika kami memisahkan diri. 

Langsung dapat ijin gak? Ya enggaklah... Krn travel juga punya kebijakan utk melepaskan jamaahnya dan punya tanggungjawab yg besar atau denda jika kami tersesat atau hilang.

Saat kami ikhtiar meminta ijin kpd pihak travel, kami tetap memasrahkan semua kpd Allah... Jika Allah berkehendak kami menjalani sunnahNya utk bermalam di Muzdalifah maka Allah akan memudahkan urusan kami. Jika Allah tidak mengijinkan kami pisah dg rombongan sesungguhNya Allah mengetahui yg terbaik bagi kami. Intinya kami tetap hrs berazam tdk boleh keras kepala dan sombong merasa paling benar. Santuyyy tapi tetap berusaha semaksimal mungkin... Eh gimana maksudnya :) 

Setelah ikhtiar tsb kami lakukan, kemudian kami jg harus bersungguh2 berdoa krn hanya atas ijinNya-lah semua kesulitan akan menjadi mudah.

Salah satu doa masih teringat "Ya Allah kami hanya ingin menjalani haji ini dg memaksimalkan sunnah2  RasulMU maka mudahkan semua urusan kami. Apapun keputusanMU jadikanlah kami menjadi orang yg selalu bersyukur dan berserah diri".

Malam H-1 menjelang kami berangkat ke Arafah, kami dipanggil pihak Travel. Dan Alhamdulillah Allahu Akbar kami mendapat ijin dan doa restu untuk memisahkan diri dg rombongan. Sujud syukur dan melo sejadi2nya krn ternyata Allah memudahkan urusan kami 😭😭😭

Disinilah Allah mendidik kami bahwa utk mengikuti sunnah rasulullah itu jalannya gak akan mulus tapi penuh liku. Ibrohnya jika kita selalu mendengar dan berusaha untuk mentaati Allah dan rasul-Nya, maka hati kita akan kian tenang dan teguh l, spt firman Allah:

“…Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka), dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami, dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (QS. An Nisâ : 68)

Spt yang sudah dicontohkan Rasulullah kami meninggalkan Arafah saat matahari tenggelam. Sebelumnya kami sdh berpamitan dgn para Ustadz dan Muthowif di Travel haji kami, sebelum adzan magrib.
Kami meninggalkan tenda di Arafah saat semua jamaah di travel kami sdg menjalani  sholat magrib berjamaah,  iini jg sbg usaha agar tidak membuat kehebohan dan pertanyaan dari teman2 jamaah lainnya. 

Kok kami gak sholat magrib dulu sblm jalan kaki ke Muzdalifah? Krn yg dicontohkan rasulullah memang begitu, Beliau SAW menjamak sholat Magrib dan Isya saat tiba di Muzdalifah.

Bismillah berbekal, peta bagi pedestrian (krn jaman itu blm ada GMap), botol semprot utk wudhu, air zamzam, kurma, roti, coklat dan sajadah di dalam tas ransel,  kami memulai jalan kaki ke Muzdalifah yg jarak tempuhnya kurleb 11km.

Kami menikmati perjalanan khusus pejalan kaki, ditemani oleh banyak jamaah2 lain dr berbagai negara dan dibawah sinar lampu yg terang benderang. Di sepanjang jalan akan banyak di temui kran2 utk air minum. Jd gak perlu byk2 bawa air minum di dalam tas. Krn qt bisa refill botol minum dan botol semprot utk wudhu dr kran2 itu. Agar qt gak sering buang air kecil strateginya adalah dg minum air sedikit2 tapi sering dan tidak boleh minum sekali teguk lgs banyak or lgs ½ botol. Walo toilet portable akan byk qt temui di sepanjang jalan tp tetap saja antriannya panjang dan ini akan menghabiskan energi dan waktu utk antrinya saja.

Kami berjalan kaki cenderung lambat, krn stlh jln bbrp km, HNP (saraf kejepit) q tnyata kumat... Subhanallah sakit tp Allah lah yg memampukan kami sampai di Muzdalifah, sekitar jam 23.30 an... Masyaallah... Lelah tp nikmatnya luar biasa.

Kami mendapat tempat istirahat di atas bukit. Masyaallah sejauh mata memandang kami bisa merasakan saat2 dikumpulkan di yaumul hisab. Setelah dzikir2 sebentar akhirnya kami tertidur pulas beralaskan sajadah dan beratapkan langit. Pulessss bgt walopun bukit yg qt tiduri berbatu dan gak datar2 amat, posisi 15° gitu deh.

Jelang sholat shubuh kami sdh terbangun. Krn Rasulullah tdk menjalani Qiyamul Lail di Muzdalifah kami pun mengikuti dg hanya byk berdzikir. Sesaat setelah adzan semua jamaah berdiri di tempatnya masing2. Pernah baca artikel bgmn di saat2 spt ini kita bs meresapi sangat saat2 qt akan dibangkitkan di yaumul hisab. Merinding, deg2an, takjub dan bersyukur menjadi bagian dari prosesi ibadah ini. Masyaallah kita akan menyaksikan sebanyak2nya orang berkain ihram berwarna putih berdiri serentak, lalu air mata ini akan mengalir  dan mulut kami lgs berdoa agar kami kelak diselamatkan oleh Allah dari siksa api neraka.

Menjelang fajar sesuai yg dicontohkan Rasulullah kami mulai berjalan lagi ke Mina, yg jarak tempuhnya ± 6km. 

Insyaallah bersambung di cerita berikutnya ya...

10 Muharram 1441H

selengkapnya...