Monday, February 29, 2016

HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH (BAGIAN 2 DARI 3)

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 20 Jumadal Ūlā 1437 H / 29 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Hidup Sukses Dengan Berprasangka Baik
Kepada Allāh (bagian 2 dari 3)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/bX2zVH
📡 Sumber:
https://yufid.tv/3831-video-khutbah-jumat-kiat-hidup-sukses-dengan-berprasangka-baik-kepada-allah-ust-firanda-andirja-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشانه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Diantara kondisi seseorang yang hendaknya berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah:
√ KONDISI KETIGA | Tatkala dia mencari rizki.
Hendaknya dia berhusnuzhan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā akan memberikan rizki kepadanya.
Ketahuilah, sungguh menakjubkan seorang manusia yang berburuk sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dalam masalah rizki, sementara tatkala masih berupa janin dalam perut ibunya, Allāh telah memberi rizki melalui ibunya.
Tatkala dilahirkan dalam keadaan masih kecil, dia tidak bisa berbuat apa-apa, Allāh berikan rizki sampai dia besar.
Kemudian dia sekolah sampai dia dewasa, kemudian setelah dia memiliki ijazah, kemudian setelah memiliki gelar, kemudian dia telah memiliki kekuatan, namun kemudian dia bersu'uzhan kepada Allāh, bahwasanya Allāh tidak akan memberi rizki kepada dia.
Ini merupakan su'uzhan yang tidak pada tempatnya.
Kalau tatkala dia masih janin dan masih kecil saja Allah memberi rizki kepada dia, bagaimana setelah dia telah memiliki kekuatan kemudian Allāh tidak memberi rizki kepadanya?
Hendaknya dia berusaha dan bertawakkal kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan mencari sebab-sebab rizki. Baik sebab-sebab rizki yang zhahir maupun ukhrawi.
Kebanyakan orang tatkala mereka mencari rizki, mereka hanya bersandar kepada sebab-sebab yang zhahir.
Padahal di sana ada sebab-sebab ukhrawi yang harus diperhatikan bagi orang-orang yang mengharapkan rizki dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yaitu:
🔗(1) BERTAQWA KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLĀ
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allāh, maka Allāh akan berikan solusi kepada permasalahannya dan Allāh akan berikan rizki kepada dia dari arah yang dia tidak sangka-sangka.
Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allāh, maka Allāh akan mencukupkan (keperluan)nya." (QS Ath Thalāq: 2-3)
Oleh karenanya, jika seseorang tatkala mecari rizki merasa seluruh pintu tertutup, sulit bagi dia untuk mencari rizki padahal usaha telah dilakukan, maka perbaiki dirinya.
Jangan terlalu "PD" (percaya diri) dengan dirinya.
Mungkin dia telah terjerumus dalam berbagai macam kemaksiatan.
✖️Apakah karena dia tidak menjaga lisannya;
✖️Apakah dia tidak menjaga pandangannya;
✖️Apakah dia tidak menjaga hatinya.
Hendaknya diperbaiki ketakwaan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā niscaya Allāh akan berikan rizki kepada dia dari arah yang dia tidak sangka-sangka.
Oleh karenanya, sebagian ulama mengatakan:
"Jika seseorang dimudahkan rizki dari arah yang tidak dia sangka-sangka itu adalah tanda bahwasanya dia telah bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."
Diantara hal yang bisa mendatangkan rizki berikutnys adalah:
🔗(2) BERSILATURAHMI
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ أَ حَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan ingin dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturahmi." (HR Bukhari 5986 dan Muslim 2557)
Yakinlah, jika anda menyambung silaturahmi, memberikan hadiah kepada karib kerabat, terutama menyambung silaturahmi kepada ayah dan ibu, maka segala kesuksesan akan mendatangi anda.
Terutama menyambung silaturrahmi dengan orang yang paling berhak antum silaturahmi yaitu kedua orang tua antum.
Diantara hal yang bisa mendatangkan rizki lainnya adalah:
🔗(3) BERSHADAQAH
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
"Sesungguhnya shadaqah tidak akan mengurangi rizki." (HR Muslim: 2558)
Bahkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman dalam hadits qudsi:
يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Wahai anak Adam, berinfaqlah! Maka Aku akan infaq kepada engkau." (HR Ahmad: 6997)
Semakin seorang bershadaqah yakinlah bahwasanya Allāh akan menambahkan rizkinya.
Bagaimana caranya? Itu urusan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Diantara kondisi yang sangat dituntut seorang untuk berhusnuzhan kepada Allah dan ini kondisi yang sangat genting, yaitu:
√ KONDISI KEEMPAT | Tatkala dia akan meninnggal dunia.
Dalam Shahih Muslim rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
"Jangan sekali-kali salah seorang diantara kalian meninggal dunia kecuali dalam kondisi berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā." (HR Muslim: 2877)
Tatkala dia akan meninggal dunia, maka hendaknya dia kuatkan sisi pengharapan dia kepada Allah.
Ingat tentang janji Allāh bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memiliki sifat-sifat yang mulia.
Allāh adalah Al Ghafūr (Yang Maha Pengampun), Allāh adalah Rahīm, Ar Rahmān (Yang Maha Penyayang).
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengatakan dalam hadits qudsi:
إِنَّ رَحْمَتِى سبقت غَضَبِى
"Sesungguhnya kasih sayang-Ku mengungguli kemarahan-Ku" (HR Bukhari: 7422)
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
"Sesungguhnya rahmat-Ku meliputi segala sesuatu." (QS Al A'rāf: 156)
Ingat janji Allāh Subhānahu wa Ta'ālā bahwasanya Allāh Maha Pengampun dan lagi Maha Penyayang.
Seseorang tatkala akan meninggal dunia hendaknya dia menguatkan sisi harapan dia kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah berfirman dalam hadits qudsi:
إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ ‍
"Jika dia berprasangka baik maka bagi dia kebaikan, dan jika dia berprasangka buruk, maka dia akan mendapatkan keburukan tersebut."
Akan tetapi, Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Berhusnuzhan kepada Allāh tidaklah mudah, terutama kepada orang-orang yang tergelam dalam kemaksiatan.
Hati mereka akan terbungkus dengan warna hitam, sehingga dia selalu su'uzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dan begitu buruknya maka tatkala dia akan meninggal dunia, dia tidak bisa berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dia menyangka Allāh akan menyiksanya, dia menyangka Allāh akan masukkan ia ke dalam neraka Jahannam.
Dan jika dia berprasangka buruk maka Allāh akan bermuamalah, menyikapi dia, sesuai dengan persangkaannya. selengkapnya...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home