Wednesday, February 10, 2016

KIAT-KIAT MENINGKATKAN KEIMANAN (BAGIAN 4 DARI 6)

🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 24 Rabi'ul Akhir 1437 H / 03 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Kiat-Kiat Meningkatkan Iman (Bagian 4 Dari 6)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/DdA3BH
📡 Sumber: https://yufid.tv/10651-kiat-meningkatkan-keimanan-ustadz-firanda-andirja-m-a.html 〰〰〰〰〰〰〰〰〰
KIAT-KIAT MENINGKATKAN KEIMANAN (BAGIAN 4 DARI 6)
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Kita lanjutkan perkara ketiga yang di sebutkan oleh Syaikh Abdurazzaq hafizhahullahu Ta'ala yaitu:
■ 3 | BERUSAHA UNTUK MEMAHAMI MAKNA-MAKNA ASMĀ ALLĀH AL HUSNA
Alhamdulillāh beliau memiliki sebuah buku judulnya Fiqhu Asmā Allāh Al Husna yang dicetak satu jilid, setelah diterjemahkan kalau tidak salah menjadi dua jilid.
Ini penting, kita ingin mengenal Rabb kita.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mengenalkan diri-Nya dalam Al Qurān dalam banyak ayat.
Setiap kali kita membuka Al Qurān maka kita akan membaca sifat-sifat Allāh; Rabbul ‘Ālamīn, Penguasa Alam Semesta.
Apa makna Al ‘Ālamīn? Apa makna Rabb? Apa makna Ar Rahmān? Apa makna Ar Rahīm? Apa bedanya Ar Rahmān dengan Ar Rahīm? Apa maknanya Mālik?
Ini penting karena inilah yang menambah keimanan kita yaitu dengan berusaha mengenal sifat-sifat Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang terkandung dalam nama-nama Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Apa bedanya antara Ghaffār (غفار), Ghafūr (غفور) dan Ghāfir (غافر)?
Allāh mengatakan:
• غَافِرِ الذَّنبِ 
(QS Ghāfir: 3)
• وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
(QS Yūnus: 108)
• إِنَّكَ كُنْتَ غَفَّارًا
(Do'a Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits marfu')
Ini harus kita pelajari karena akan menambah keimanan kita kepada sifat-sifat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
"Yā Sittīr", "Yā Khāliq", "Ya Razzāq", "Yā Tawwāb", apa maknanya?
Dengan memahami makna-makna tersebut maka seorang akan bertambah keimanannya dan akan semakin cinta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ada perkataan masyarakat kita, “Tak kenal maka tak sayang," itu juga berlaku bagi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Bagaimana kita bisa menumbuhkan rasa kecintaan dan kerinduan untuk bertemu dengan Allāh sementara kita tidak mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla?
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berdo'a:
أَللَّهُمَّ إنِّيْ َأَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ الْكَرِيْم وَالشَّوْقَإِلَى لِقَائِكَ
“Ya Allāh, aku minta kepada Engkau kelezatan memandang wajah-Mu yang mulia dan kerinduan untuk bertemu dengan Engkau.” (HR An Nasāi, Ahmad dan lainnya)
Bagaimana seorang bisa rindu sementara dia tidak mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla?
Oleh karenanya, kenalilah Allāh Subhānahu wa Ta'āla melalui nama-nama-Nya yang indah dan sifat-sifat-Nya.
Dan itu butuh belajar, pendalaman dan pengamatan.
Sehingga kalau kita berdo'a dengan bertawassul dengan nama-nama Allāh tersebut maka akan semakin tinggi cinta kita kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
“Barangsiapa yang suka untuk bertemu dengan Allāh maka Allāh juga suka bertemu dengan dia. Dan barangsiapa yang benci untuk bertemu dengan Allāh maka Allāhpun benci untuk bertemu dengan dia.” (HR Bukhāri No. 6026)
■ 4 | MEMPELAJARI SIRAH NABI SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM
Ini penting, luar biasa kalau kita mempelajari Sirah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam karena kita melihat praktek-praktek nyata;
✓Bagaimana Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan para shahābatnya.
✓Bagaimana nuansa-nuansa keimanan tatkala berhijrah, berperang, menghadapi musuh, disiksa oleh kaum musyrikin.
Seakan-akan hidup dalam gambaran kita karena kita membaca Sirah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Oleh karenanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:
أَمْ لَمْ يَعْرِفُوا رَسُولَهُمْ فَهُمْ لَهُ مُنكِرُونَ
“Apakah mereka tidak mengenal Rasul mereka sehingga mereka mengingkari Rasul mereka?” (QS Mu'minūn: 69)
Jadi, karena kita tidak mengenal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam maka kita akan biasa mengingkari ajaran-ajarannya.
Oleh karenanya, kita perlu mengenal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan pengenalan yang lebih dalam, tentang bagaimana sifat-sifatnya dan akhlaq-akhlaqnya.
Apa kita tidak rindu untuk mengetahui bagaimana akhlaq Nabi sementara Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari diri kalian, dia merasa berat atas apa yang berat bagi kalian, Sangat semangat untuk berusaha memberikan hidayah kepada kalian dan sangat sayang lagi pengasih kepada orang-orang yang beriman.” (QS At Taubah: 128)
⇒ Kalau ada sesuatu yang berat menimpa para Shahābat, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam juga merasa berat.
⇒ Sangat semangat untuk berusaha memberikan hidayah kepada kalian: sangat semangat agar kita mendapat petunjuk dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Bagaimana kita tidak rindu untuk bertemu dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, untuk mengenal sejarahnya dan sifat-sifatnya?
Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengatakan:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad, sungguh-sungguh benar di atas khuluqin 'azhīm (akhlaq perangai yang agung).” (QS Al Qalam: 4)
Yang memuji bukan manusia tetapi yang memuji adalah Rabbus samāwāti wal ardh (Pencipta alam semesta) maka bagaimana kita tidak rindu menelaah akhlaq Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam?
Bagaimana kita tidak rindu, sementara Allah pernah bersumpah dengan umur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ
“Demi umurmu, wahai Muhammad, sesungguhnya mereka (pengikut kaum Nabi Luth 'alayhissalām) tenggelam dalam kemabukan dan kemaksiatan mereka.” (QS Al Hijr: 72)
Sebagian ulama mengatakan tafsiran dari Ibnu Abbas: “Demi kehidupanmu, wahai Muhammad.”
Kenapa Allāh bersumpah dengan umur (kehidupan) Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam?
Karena seluruh kehidupan Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah pelajaran (uswah) dalam strata (tingkatan) kehidupan apapun, semuanya adalah petunjuk bagi kita.
Sungguh bagi kalian pada diri Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ada teladan yang indah; apakah dia sebagai seorang ayah, suami, ustadz, sahabat, teman, kepala negara, sebagai apapun maka seluruhnya merupakan teladan.
Setiap bagian dari sejarah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang kita baca akan membuat terkagum-kagum.
Bagaimana kita mau mencintai Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan sesungguhnya, rindu bertemu dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan menambah keimanan kita sementara kita tidak mengenal siapa Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam?
Oleh karenanya, kita perlu belajar sirah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam agar bisa menambah keimanan dan ketakwaan kita.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home