bEl@jAr Fiqh
Setiap jumat ba’da ashar kantorku mengadakan kajian dua mingguan. Pekan-pekan ini pengajian diisi dengan bedah bukunya Sifat Sholat Nabi. Jadi jatuhnya belajar ilmu fiqh ttg sholat. Setelah kajian selesai beberapa teman terlihat tidak puas oleh apa yg disampaikan sang Ustadz. Contoh pertanyaan2x yg muncul bisa dibaca disini (walopun yg membuat pertanyaan tsb bukan salah satu dari kami).
Wajar jika teman2x dikantor akan bertanya-tanya dan menjadi tidak puas akan penjelasan Pak Ustadz krn sholat yg mereka jalanin selama ini di byk bid’ahnya. Wah…wah… kalo gini mungkin ada baiknya Pak Ustadz di kantor belajar lagi ttg strategi dakwah… spy pendengar yg heterogen /majemuk dr berbagai disiplin ilmu dan kalangan bisa menerima ilmu yg disampaikan dapat shg dpt diterima & diamalkan menjadi amal sholeh *sok taunya kumat*
Walopun aq udah tahu ttg teknik dakwah Ustadz tsb tetep saja ada bagian yg membuat saya kurang puas karena menurut yg pernah saya dengar & baca, dalam fatwa & dakwah ada prioritas terhadap persoalan yg ringan dan mudah atas persoalan berat dan sulit… waduh pembahasan jd berat niy… knapa begini? Knapa begitu?
Firman Allah SWT:
“ … Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu… “ (Al Baqarah : 185)
“… Allah tidak hendak menyulitkan kamu… (Al Maidah : 6)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda:
“sesungguhnya agama ini mudah, dan orang yang mengambil yang berat-berat dari agama ini pasti akan dikalahkan olehnya. Ambilah tindakan yang benar, dekatkan diri kepada Allah, berilah khabar gembira, dan mohon pertolongan kpd-NYA pada pagi dan petang hari, dan juga pada akhir malam" (HR Bukhari & Nashai)
Dulu sewaktu ikutan kelas mahad salah satu matakuliahnya ya ilmu fiqh. Dan fiqh ini pelajaran favorit saya & temen2x… krn dpt pengajar seorang Ustadz yg OK dan setelah belajar fiqh rasanya banyak sekali ilmu yg bisa langsung dipraktekin.
Stretegi dakwah Ust Mahad itu kira2x begini, sebelumnya kami diberi pengantar2x dulu mengenai urgensi ilmu fiqh, biografi para imam madzhab, ilmu landasan dlm berijtihad, ikhtilaful ulama, sebab & hikmahnya. Setelah itu baru deh diterangkan prioritas atas ilmu dan amal yg salah satu detailnya bagaimana memprioritaskan pendapat-pendapat fiqh yang bermacam-macam dan berbeda-beda. Dari sini baru lah dibahas bbrp fiqh misalnya tentang sholat.
Salah satu contoh seperti mengapa ketika dalam sholat ada imam yg mengeraskan bacaan basmalah sewaktu membaca surat Al Fatihah ada yg tidak…. Kemudian Pak Ustadz akan memberi penjelasan bbrp hadits ttg ini berikut sanad/isnad (rantai penutur) dan matan (redaksi) nya (untuk memahami ini pun kami mendapat jg kuliah dasar ilmu hadits), kemudian Pak Ustadz memberikan kebebasan kpd qt mengenai mau mengikuti hadist yg mana, dengan syarat Al Qur’an & Hadits merupakan pedoman paling utama, tidak mengikuti hawa nafsu (sehingga qt bukannya mengambil yg mudah tapi cenderung memudah-mudahkan), menggunakan iman atas akal, tidak ada keragu-raguan atasnya dan istiqomah menjalankannya. Subhanallah dari penjelasan Ustadz ini membuat aq dan teman-teman smangat buat belajar ilmu fiqh dan haus utk menggali lebih dalam krn Ustadz tersebut menyampaikannya dengan lembut, tidak menakut-nakuti dan semakin membuka wawasan kalo Islam itu Rahmatan lil alamin.
So kalo temen2x ditawarin belajar fiqh cenderung milih Ustadz di kantor or di Mahad? Lho kok jd gini… ra ono solusi blas Gini aja deh.. pokoke intinya jgn cepet puas dengan rezeki ilmu yg udh pernah qt dapat krn ilmu diluar sana masih banyak dan gak ada habisnya… dengan begini insyaAllah barakahNya akan ke diri qt jg… cieh sok nasehatin selengkapnya...
Wajar jika teman2x dikantor akan bertanya-tanya dan menjadi tidak puas akan penjelasan Pak Ustadz krn sholat yg mereka jalanin selama ini di byk bid’ahnya. Wah…wah… kalo gini mungkin ada baiknya Pak Ustadz di kantor belajar lagi ttg strategi dakwah… spy pendengar yg heterogen /majemuk dr berbagai disiplin ilmu dan kalangan bisa menerima ilmu yg disampaikan dapat shg dpt diterima & diamalkan menjadi amal sholeh *sok taunya kumat*
Walopun aq udah tahu ttg teknik dakwah Ustadz tsb tetep saja ada bagian yg membuat saya kurang puas karena menurut yg pernah saya dengar & baca, dalam fatwa & dakwah ada prioritas terhadap persoalan yg ringan dan mudah atas persoalan berat dan sulit… waduh pembahasan jd berat niy… knapa begini? Knapa begitu?
Firman Allah SWT:
“ … Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu… “ (Al Baqarah : 185)
“… Allah tidak hendak menyulitkan kamu… (Al Maidah : 6)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra dari Rasulullah saw bersabda:
“sesungguhnya agama ini mudah, dan orang yang mengambil yang berat-berat dari agama ini pasti akan dikalahkan olehnya. Ambilah tindakan yang benar, dekatkan diri kepada Allah, berilah khabar gembira, dan mohon pertolongan kpd-NYA pada pagi dan petang hari, dan juga pada akhir malam" (HR Bukhari & Nashai)
Dulu sewaktu ikutan kelas mahad salah satu matakuliahnya ya ilmu fiqh. Dan fiqh ini pelajaran favorit saya & temen2x… krn dpt pengajar seorang Ustadz yg OK dan setelah belajar fiqh rasanya banyak sekali ilmu yg bisa langsung dipraktekin.
Stretegi dakwah Ust Mahad itu kira2x begini, sebelumnya kami diberi pengantar2x dulu mengenai urgensi ilmu fiqh, biografi para imam madzhab, ilmu landasan dlm berijtihad, ikhtilaful ulama, sebab & hikmahnya. Setelah itu baru deh diterangkan prioritas atas ilmu dan amal yg salah satu detailnya bagaimana memprioritaskan pendapat-pendapat fiqh yang bermacam-macam dan berbeda-beda. Dari sini baru lah dibahas bbrp fiqh misalnya tentang sholat.
Salah satu contoh seperti mengapa ketika dalam sholat ada imam yg mengeraskan bacaan basmalah sewaktu membaca surat Al Fatihah ada yg tidak…. Kemudian Pak Ustadz akan memberi penjelasan bbrp hadits ttg ini berikut sanad/isnad (rantai penutur) dan matan (redaksi) nya (untuk memahami ini pun kami mendapat jg kuliah dasar ilmu hadits), kemudian Pak Ustadz memberikan kebebasan kpd qt mengenai mau mengikuti hadist yg mana, dengan syarat Al Qur’an & Hadits merupakan pedoman paling utama, tidak mengikuti hawa nafsu (sehingga qt bukannya mengambil yg mudah tapi cenderung memudah-mudahkan), menggunakan iman atas akal, tidak ada keragu-raguan atasnya dan istiqomah menjalankannya. Subhanallah dari penjelasan Ustadz ini membuat aq dan teman-teman smangat buat belajar ilmu fiqh dan haus utk menggali lebih dalam krn Ustadz tersebut menyampaikannya dengan lembut, tidak menakut-nakuti dan semakin membuka wawasan kalo Islam itu Rahmatan lil alamin.
So kalo temen2x ditawarin belajar fiqh cenderung milih Ustadz di kantor or di Mahad? Lho kok jd gini… ra ono solusi blas Gini aja deh.. pokoke intinya jgn cepet puas dengan rezeki ilmu yg udh pernah qt dapat krn ilmu diluar sana masih banyak dan gak ada habisnya… dengan begini insyaAllah barakahNya akan ke diri qt jg… cieh sok nasehatin selengkapnya...