M A Y A
Namanya hanya tdd dr 4 huruf…MAYA, tdk ada last name stlh 4 huruf itu, gadis kecil yg dulu aku kenal & sekarang sdh beranjak dewasa. Saat ini Maya duduk di kelas III SMPN Parigi Tangerang. Gadis yatim ini aku kenal sekitar thn 1999-an yl, waktu itu dia masih duduk di kelas III SDN Parigi. Kami berkirim surat sebulan sekali, hubungan kami tdk terlalu dekat. Perhatianku utknya hanya berupa nasihat-nasihat standard agar dia rajin belajar spy bisa naik kelas & mempertahankan beasiswa yg dia peroleh sejak SD krn prestasinya.
selengkapnya...
Pernah saat Maya duduk di kelas I SMP semester I, aku menegurmu krn nilaimu menurun, sebenarnya aku maklum mungkin kamu butuh penyesuaian krn baru masuk Sekolah Menengah. Teguranku semata2x hanya ingin agar kamu mempertahankan prestasimu, krn menurut LSM yg mengelola dana orangtua asuh, beasiswa hanya diberikan kpd anak2x berprestasi yg kurang mampu. Masih byk teman2x Maya diluar sana yg berprestasi yg menginginkan & berhak atas beasiswa yg dia peroleh. Tapi aku tdk bisa “tegas” menegur Maya, krn aku tdk tahu latar belakang kenapa nilai-nilainya menurun, bisa jadi krn sebagian waktu belajarnya dia pergunakan utk membantu ibunya atau kurangnya sarana yg mendukung proses pembelajaran spt lampu utk meneranginya belajar, buku2x, atau jika kemampuan berpikirnya menjadi terbatas krn gizi buruk...naudzubillahi mindzalik… jangan sampe ya May…
Akuku merasa memiliki Maya, krn aku merasa terhormat dgn panggilannya utkku “Ibu”. Kata2x agung yg tidak pernah terbayang menghiasi namaku…”sudah pantaskah aku mdpt sebutan itu?” krn aku tdk pernah memberinya perhatian, kasih sayang bahkan tidak pernah menuntun dirinya utk mentaati ajaran-ajaran Islam dan perintah Allah SWT, atau memberikan santapan-santapan rohani yang dapat diteladani. Kadang terlintas dalam pikiranku pertanyaan-pertanyaan spt,“Sudahkah kamu sholat?”,“bisakah kamu membaca Al-Qur’an?” Atau sekedar bercerita ttg pentingnya berhijab, pentingnya mjd wanita sholehah, apa itu kecantikan: jiwa, diri atau akal dsb. Aku hanya bisa berbagi smua itu dengan ibu kandungmu, semoga kamu mendapatkan apa yg tdk kamu dptkan dr ku. Sampai saat ini aku hanya bisa memberi sebagian rezekiku agar kamu bisa meneruskan sekolah. Doain ibu ya May, semoga ibu dicukupkan rezeki oleh Allah SWT utk menyekolahkan kamu ke jenjang yg lebih tinggi…spy kamu jg bisa merasakan mjd maha-nya siswa :). Amiin ya rabbal ‘alamiin.
Alhamdulillah…nikmat & karunia Allah SWT tdk terbatas ruang & waktu, shg aku bisa bertemu dgn “anakku” utk bisa belajar merasakan & berbagi spt seorang “ibu” dan bisa mengamalkan salah satu firman-NYA:
"Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa besar (An-Nisaa:2). selengkapnya...
selengkapnya...
Pernah saat Maya duduk di kelas I SMP semester I, aku menegurmu krn nilaimu menurun, sebenarnya aku maklum mungkin kamu butuh penyesuaian krn baru masuk Sekolah Menengah. Teguranku semata2x hanya ingin agar kamu mempertahankan prestasimu, krn menurut LSM yg mengelola dana orangtua asuh, beasiswa hanya diberikan kpd anak2x berprestasi yg kurang mampu. Masih byk teman2x Maya diluar sana yg berprestasi yg menginginkan & berhak atas beasiswa yg dia peroleh. Tapi aku tdk bisa “tegas” menegur Maya, krn aku tdk tahu latar belakang kenapa nilai-nilainya menurun, bisa jadi krn sebagian waktu belajarnya dia pergunakan utk membantu ibunya atau kurangnya sarana yg mendukung proses pembelajaran spt lampu utk meneranginya belajar, buku2x, atau jika kemampuan berpikirnya menjadi terbatas krn gizi buruk...naudzubillahi mindzalik… jangan sampe ya May…
Akuku merasa memiliki Maya, krn aku merasa terhormat dgn panggilannya utkku “Ibu”. Kata2x agung yg tidak pernah terbayang menghiasi namaku…”sudah pantaskah aku mdpt sebutan itu?” krn aku tdk pernah memberinya perhatian, kasih sayang bahkan tidak pernah menuntun dirinya utk mentaati ajaran-ajaran Islam dan perintah Allah SWT, atau memberikan santapan-santapan rohani yang dapat diteladani. Kadang terlintas dalam pikiranku pertanyaan-pertanyaan spt,“Sudahkah kamu sholat?”,“bisakah kamu membaca Al-Qur’an?” Atau sekedar bercerita ttg pentingnya berhijab, pentingnya mjd wanita sholehah, apa itu kecantikan: jiwa, diri atau akal dsb. Aku hanya bisa berbagi smua itu dengan ibu kandungmu, semoga kamu mendapatkan apa yg tdk kamu dptkan dr ku. Sampai saat ini aku hanya bisa memberi sebagian rezekiku agar kamu bisa meneruskan sekolah. Doain ibu ya May, semoga ibu dicukupkan rezeki oleh Allah SWT utk menyekolahkan kamu ke jenjang yg lebih tinggi…spy kamu jg bisa merasakan mjd maha-nya siswa :). Amiin ya rabbal ‘alamiin.
Alhamdulillah…nikmat & karunia Allah SWT tdk terbatas ruang & waktu, shg aku bisa bertemu dgn “anakku” utk bisa belajar merasakan & berbagi spt seorang “ibu” dan bisa mengamalkan salah satu firman-NYA:
"Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa besar (An-Nisaa:2). selengkapnya...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home