Usah Kau Lara Sendiri…
'Rasullulah SAW bersabda, 'Sesama Muslim itu bersaudara. Oleh karena itu, jangan menganiaya dan jangan mendiamkannya. Siapa saja yang memperhatikan kepentingan saudaranya, Allah akan memperhatikan kepentingannya. Siapa saja yang melapangkan satu kesulitan sesama Muslim, niscaya Allah akan melapangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitannya di hari kiamat. Siapa saja yang menutupi kejelekan seorang Muslim, Allah akan menutupi kejelekannya pada hari kiamat'.'' (HR. Bukhari-Muslim).
Senin ini langit mendung, sinar matahari tdk menampakan cahayanya sedikitpun. Walopun mendung begini gak boleh menyurutkan langkah menjemput rizki yg Allah Ridho-i. (kalo bhsnya gini jd penasaran n bertanya2x dlm hati “mirip cerpenis2x kondang gak?” :) )
selengkapnya...
Sepanjang perjalanan Jatiwaringin – Kp. Melayu belum terlihat ada kemacetan yg berarti, mungkin krn adek2x yg sekolah msh pd liburan semesteran. Sesampainya di terminal Kp. Melayu, spt biasa aku melanjutkan perjalanan dengan menumpang bis 213, yg alhamdulillah hr ini byk ngetem…artinya gak perlu berebutan naek utk dpt tempat duduk. Aku duduk di baris kiri ke-tiga dari belakang. Bbrp menit kemudian duduk disampingku, seorang gadis dgn t-shirt lengan panjang merah, rok panjang hitam, dgn bergo’ (jilbab lgs pakai red.) hitam seleher.
Sambil menunggu bis melaju, aku menyelesaikan bacaan Al Matsuratku dgn membaca doa robithoh. Bis pun mulai bergerak ketika smua bangku sudah terisi penumpang. Aku mulai mengeluarkan sebuah buku dr dalam tasku, sebuah tulisan yg bagus utk dibaca dr Dr. Aid Al Qorni, Jangan Melampaui Batas 2. Baru membaca sebait dua bait kalimat...aku mendengar isakan tangisan dari gadis disebelahku, sambil bbrp kali menyeka air yg keluar dr mata & hidungnya.
Mendengar isaknya rasa kepedulianku pun jd terusik...alhamdulillah msh diberi ‘rasa peduli’ dgn lingkungan... aku pun lgs merogoh2x sesuatu dr dlm tasku dan mengeluarkan sebuah buku al matsurat mini dgn cover bunga2x warna cerah, dan lgs aku berikan kpd Gadis itu, sambil berkata, “ baca dech utk nenangin hati”. Aku pun melanjutkan bacaanku. Gadis disampingku jg asyik membaca al matsurat dgn suara pelan tp aku bisa mendengar suara desahannya. Alhamdulillah isakannya mulai mereda. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi: Yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah SWT. Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah –lah hati menjadi tentram”. (QS. Ar-Ra’d: 28) Dalam ayat ini seakan-akan Allah SWT mengatakan kepada kita: ketahuilah! Hanya dengan berdzikir kepada Allah , maka pasti hatimu akan tenang. Karena yang mengatakan ini adalah Allah SWT, berarti ini aksioma langit (ketentuan mutlak) yang tidak dapat ditawarkan lagi
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: Artinya: perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari).
Sesampainya di perempatan Jl. Menteng, gadis itu mengucapkan terima kasih sambil bermaksud mengembalikan buku Al Matsurat-ku. Aku tersenyum sambil bilang, “bawa aja moga bisa nenangin hati kalo lg sedih”. Lalu dia memperkenalkan dirinya, “saya Ega, nama mbak siapa?” Akupun memperkenalkan diri dan lgs bertanya, “knapa sedih?”, Ega menceritakan kalo pagi ini ada org yg telah menyinggung keluarganya. Sesampainya di depan Gd. BBD Ega pun pamit, “Mbak saya turun duluan ya, jazakumullah khoiron katsiro”, aku pun hanya menjawab “waiyyaki”, menutup perjumpaan dgnnya.
Alhamdulillah jd dech satu coretan diawal 2006... :) selengkapnya...
Senin ini langit mendung, sinar matahari tdk menampakan cahayanya sedikitpun. Walopun mendung begini gak boleh menyurutkan langkah menjemput rizki yg Allah Ridho-i. (kalo bhsnya gini jd penasaran n bertanya2x dlm hati “mirip cerpenis2x kondang gak?” :) )
selengkapnya...
Sepanjang perjalanan Jatiwaringin – Kp. Melayu belum terlihat ada kemacetan yg berarti, mungkin krn adek2x yg sekolah msh pd liburan semesteran. Sesampainya di terminal Kp. Melayu, spt biasa aku melanjutkan perjalanan dengan menumpang bis 213, yg alhamdulillah hr ini byk ngetem…artinya gak perlu berebutan naek utk dpt tempat duduk. Aku duduk di baris kiri ke-tiga dari belakang. Bbrp menit kemudian duduk disampingku, seorang gadis dgn t-shirt lengan panjang merah, rok panjang hitam, dgn bergo’ (jilbab lgs pakai red.) hitam seleher.
Sambil menunggu bis melaju, aku menyelesaikan bacaan Al Matsuratku dgn membaca doa robithoh. Bis pun mulai bergerak ketika smua bangku sudah terisi penumpang. Aku mulai mengeluarkan sebuah buku dr dalam tasku, sebuah tulisan yg bagus utk dibaca dr Dr. Aid Al Qorni, Jangan Melampaui Batas 2. Baru membaca sebait dua bait kalimat...aku mendengar isakan tangisan dari gadis disebelahku, sambil bbrp kali menyeka air yg keluar dr mata & hidungnya.
Mendengar isaknya rasa kepedulianku pun jd terusik...alhamdulillah msh diberi ‘rasa peduli’ dgn lingkungan... aku pun lgs merogoh2x sesuatu dr dlm tasku dan mengeluarkan sebuah buku al matsurat mini dgn cover bunga2x warna cerah, dan lgs aku berikan kpd Gadis itu, sambil berkata, “ baca dech utk nenangin hati”. Aku pun melanjutkan bacaanku. Gadis disampingku jg asyik membaca al matsurat dgn suara pelan tp aku bisa mendengar suara desahannya. Alhamdulillah isakannya mulai mereda. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi: Yang artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah SWT. Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah –lah hati menjadi tentram”. (QS. Ar-Ra’d: 28) Dalam ayat ini seakan-akan Allah SWT mengatakan kepada kita: ketahuilah! Hanya dengan berdzikir kepada Allah , maka pasti hatimu akan tenang. Karena yang mengatakan ini adalah Allah SWT, berarti ini aksioma langit (ketentuan mutlak) yang tidak dapat ditawarkan lagi
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: Artinya: perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari).
Sesampainya di perempatan Jl. Menteng, gadis itu mengucapkan terima kasih sambil bermaksud mengembalikan buku Al Matsurat-ku. Aku tersenyum sambil bilang, “bawa aja moga bisa nenangin hati kalo lg sedih”. Lalu dia memperkenalkan dirinya, “saya Ega, nama mbak siapa?” Akupun memperkenalkan diri dan lgs bertanya, “knapa sedih?”, Ega menceritakan kalo pagi ini ada org yg telah menyinggung keluarganya. Sesampainya di depan Gd. BBD Ega pun pamit, “Mbak saya turun duluan ya, jazakumullah khoiron katsiro”, aku pun hanya menjawab “waiyyaki”, menutup perjumpaan dgnnya.
Alhamdulillah jd dech satu coretan diawal 2006... :) selengkapnya...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home