Membaca dan Menulis
Aku membaca resensi dan beberapa artikel lepas dari mizan learning center. Aku mendapatkan lagi semangat baru, dan aku akan mengikatnya.
Membaca dan menulis bagaikan saudara kembar, keping mata uang yang tak dapat dipisahkan. Banyak membaca buku, tetapi tidak mengikatnya, hanya akan membuat apa yang telah dibaca kabur tak tentu rimba. Karena itu, setelah membaca buku, ikatlah, tulislah bagian-bagian penting secara ngemil. Jangan lupa, sebelum membaca buku, agar buku bagaikan makanan yang nikmat untuk diserap, ingatlah AMBAK ( Apa manfaat membaca buku bagiku). Pikirkan secara detail, apa yang ingin diketahui dari sebuah buku, apa menariknya sebuah buku, sehingga ketika membaca, banyak gizi yang bisa diserap.
Apa pentingnya menulis? Ternyata, menurut Fatima Mernissi seorang penulis terkenal asal Maroko, menulis dapat menyehatkan kulit alias awet muda. Asyik kan! Selain itu, menulis juga dapat menghilangkan trauma dan menyehatkan otak.
Tulislah apapun yang ingin ditulis, dan menulis buku harian dapat menjadi kegiatan yang melatih keprigelan menulis. Ingat juga kata mas Tomi, menulis itu tak perlu bakat, tapi yang diperlukan adalah keuletan dan semangat. Itulah kenapa saat ini aku semangat untuk belajar menulis buku. Buku bisa menjadi amal jariah yang tak kan hilang walaupun manusia mati. Aku ingin menulis sebuah buku, suatu hari nanti, entah buku apa. Oya dari konsultasi dengan mas Hernowo, aku juga mendapat jawaban tentang cara praktis menulis buku. Caranya mudah saja, meniru. Ya, meniru adalah proses belajar termudah dan bukan berarti menghambat kreatifitas. Bila aku ingin menulis buku seperti Torey Harden, tirulah, dan aku ingin melakukannya. Someday...I will...
Posted by Agnes Tri Harjaningrum at December 29, 2004 03:17 AM selengkapnya...
Membaca dan menulis bagaikan saudara kembar, keping mata uang yang tak dapat dipisahkan. Banyak membaca buku, tetapi tidak mengikatnya, hanya akan membuat apa yang telah dibaca kabur tak tentu rimba. Karena itu, setelah membaca buku, ikatlah, tulislah bagian-bagian penting secara ngemil. Jangan lupa, sebelum membaca buku, agar buku bagaikan makanan yang nikmat untuk diserap, ingatlah AMBAK ( Apa manfaat membaca buku bagiku). Pikirkan secara detail, apa yang ingin diketahui dari sebuah buku, apa menariknya sebuah buku, sehingga ketika membaca, banyak gizi yang bisa diserap.
Apa pentingnya menulis? Ternyata, menurut Fatima Mernissi seorang penulis terkenal asal Maroko, menulis dapat menyehatkan kulit alias awet muda. Asyik kan! Selain itu, menulis juga dapat menghilangkan trauma dan menyehatkan otak.
Tulislah apapun yang ingin ditulis, dan menulis buku harian dapat menjadi kegiatan yang melatih keprigelan menulis. Ingat juga kata mas Tomi, menulis itu tak perlu bakat, tapi yang diperlukan adalah keuletan dan semangat. Itulah kenapa saat ini aku semangat untuk belajar menulis buku. Buku bisa menjadi amal jariah yang tak kan hilang walaupun manusia mati. Aku ingin menulis sebuah buku, suatu hari nanti, entah buku apa. Oya dari konsultasi dengan mas Hernowo, aku juga mendapat jawaban tentang cara praktis menulis buku. Caranya mudah saja, meniru. Ya, meniru adalah proses belajar termudah dan bukan berarti menghambat kreatifitas. Bila aku ingin menulis buku seperti Torey Harden, tirulah, dan aku ingin melakukannya. Someday...I will...
Posted by Agnes Tri Harjaningrum at December 29, 2004 03:17 AM selengkapnya...
0 Comments:
Post a Comment
<< Home